Santri Belajar Kitab Kuning dan Ilmu Umum
Al-Qur’an tidak Cukup Dihafal, Tapi juga harus Dipahami dan Diamalkan dan harus dibarengi dengan disipilin ilmu lainnya, ilmu agama ( Syariah) dan pengetahuan umum.
Di Ponpes dan MI Terpadu Cintaraja, santri belajar dan Mengkaji kitab kuning sejak dini mencakup ilmu hadist, fikih, menghafal ilmu Nahwu dan Shorof.
Alhamdulillah mencoba fokus dalam waktu tiga bulan capaian challenge, santri putra Cep Khotibul Umam, telah hafal juz 30, hafal 5 surat pilihan dan 7 surat juz 29, semoga menjadi anak yang shaleh.
Santri kecil terpadu cintaraja, lebih merunduk, beradab dan bersyukur, kontradiktif dengan rasa takabur.
Meski di MI dan Ponpes Terpadu Cintaraja, santri tidak ditarget dan dituntut hafalan ayat demi ayat.
Namun dengan methode tikrar atau mengulang- ulang setiap hari dengan sendirinya santri atau siswa hafal, juz 29,juz 30 lima surat pilihan bahkan ada santri putri yang hafal 6 juz.
KH. Syabik yang membimbing tahfidz siswa MI Terpadu Cintaraja, sedangkan di Pesantren belajar oleh Hj Wiwin Nurkamelia, untuk santri tingkat lanjutan.
Tak terasa sudah hampir Mau Genap Enam tahun Kyai Sabik, mengajar di sini.
Alhamdulillah, bukan hal yang mudah mengajar anak- anak MI Terpadu Cintaraja tahfizd qur’an disaat kesibukan beliau, mengajar di pesantrennya, berdakwah di masyarakat dan ber organisasi di NU.
Masih tetap hadir, setia setiap saat sesuai dengan jadwal mengajar tahfidz di MI Terpadu Cintaraja.
Kyai Syabik, lah yang pertama kali membidani anak-anak yang hafal juz 30 hingga sekarang dan diwisuda secara mandiri.
Ia mengajar dengan caranya tersendir dan belum bisa nyeples jika diwakilkan ke yang lain.
Setelah murojaah, anak- anak berdiri tiga- tiga setor per lima ayat hafalan qur’an, hingga tak terasa makin banyak ayat demi ayat, surat demi surat yang tersimpan di file otak anak-anak. Tanpa harus ditekan dan menjadi beban berat.
Meski banyak sekolah yang bergengsi dan sejumlah lembaga pendidikan lainnya yang meminta kyai Syabik mengajar.
Ia tidak bersedia menerima tawaran tersebut.
Sebab hati dan fikirannya sudah mengakar kuat, berpihak untuk MI Terpadu Cintaraja.
Tak melihat materi yang sebenarnya lebih menjanjikan.
Tapi hatinya hanya mampu merasakan punya tanggung jawab besar agar MI Terpadu Cintaraja yang berafiliasi kepada NU bisa melahirkan anak- anak yang mencintai Alqur’an dan merawat tradisi para Muasis Nahdlatul Ulama.
Dan bagi saya kesetiaan dan pengabdiannya, bukan hanya untuk anak- anak saja, tapi sebagai kesetiaan kepada khidmat dan baiat kepada para muasis NU yang bersanad kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Keihlasannya mengajar menjadikan kami benar- benar menaruh hormat dan harap dengan doa terbaik untuk beliau.
Para pengajar di sini bukan lah orang sembarangan untuk mengajar kitab kuning harus pernah menjadi juara di bidangnya.
Begitupun Kyai Sabik bisa mengajar di MI Terpadu Cintaraja, karena kesuksesannya membidani para juara lomba.
Bahkan santri binaannya bernama Muslimah berkali- Kali menjadi Juara.
Muslimah, Sang Penghafal Alquran yang tidak bisa melihat, belajar dan juara tanpa huruf braille.
Ia layak menyandang Juara 1 MTQ Jawa Barat tahun 2023. Kini kembali meraih juara 1 STQH se Jawa Barat, tahun 2004
Tak banyak media yang mengulas, tentang gadis ini harus bersaing dengan ratusan peserta yang mampu melihat dengan jelas.
Tak haya suaranya merdu, ia juga seorang Hafidzah yang hafal 30 Juz dengan Kategori Mumtaz.
Modal ini menjadikan ia penuh percaya diri untuk menjadi yang terbaik di Jawa Barat.
Ia sempat membuat jamaah/ audieun terhanyut dengan suaranya yang merdu, saat melantunkan ayat- ayat suci Alquran di Acara Prosesi Wisuda Tahfidz juz 29 – 30 di MI Terpadu Cintaraja, Singaparna, Tasikmalaya.
Talenta muslimah semata-mata anugrah dari Allah SWT.
Muslimah belajar dengan nalurinya sendiri, menghafal tanpa huruf braille, ia mendengar lalu menyimpannya semua huruf dan ayat Alquran di file otak dan hatinya.
Ia juga bukan anak seorang penghafal Alquran atau dan berasal dari keluarga yang habit membaca Alquran.
Ia anak seorang buruh serabutan yang tinggal di daerah cigugur pangandaran dan keluarganya bukan dari ahli agama dan ahli Alquran.
Leave a Reply