Program Real MI Terpadu Cintaraja

 

Membiasakan Anak Selalu Berbuat Baik Setiap Hari

MI Terpadu Cintaraja menerapkan empat kurikulum sekaligus yang disebut dengan Kurikulum bersinergi.

Ke empat kurikulum itu diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran setiap hari yaitu : kurikulum Pemerintah/ kemenag – RI atau yang diberlakukan saat ini kurikulum merdeka, kurikukum kepemimpinan ( Leadership skill ), kurikulum tahfidz dan kurikulum kepesantrenan.

Substansinya ke empat kurikulum itu, sebagai kreatifitas pengembangan pembelajar Keagamaan dan umum.

Tujuannya mewujudkan santri/siswa yang cerdas, takwa dan berdaya saing maju.

Pendidikan dan pengamalan ahlak dan kepribadian di MI Terpadu Cintaraja sebagai manipestasi sosial emosional, akhlak kepribadian dijadikan parameter paling utama.

Di pondok pesantren dan MI Terpadu Cintaraja.

Menekankan Pendidikan karakter, tujuannya supaya anak-anak ini bisa

menjadi penerus bangsa yang cerdas, memiliki kepribadian karakter muslim sejati (mempunyai; akhlak, adab, moral, nilai)

yang baik, sebagai persiapan menghadapi arus globalisasi yang akan dilalui oleh mereka kedepan.

Disetiap paginya sebelum pembelajaran dimulai anak berbaris rapi di lapangan.

Santri/ siawa melaksanakan ikrar pagi yang mengajarkan anak-anak; (1). Tentang Do’a saat bangun tidur. (2). Asmaul

Husna. (3). Berjanji tentang bahwa manusia itu Ridho menjadi hambanya Allah dan melaksanakan perintahnya.

Dan diakhiri dengan amanat dari Guru agar siswa tidak saling membuly dan melakukan kekerasan yang nantinya akan lebih luas dan aflikatif di program yang berlabel Makbul (Madrasah Anti Kekerasan dan Buly) sebagai implementasi dari Al-Qur’an :

surat Al Hujurat ayat 11, berikut bunyinya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.

Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,”

Usai mendengarkan nasihat melaksanakan Program lingkungan sekolah bersih dan Ramah Anak.

Selanjutnya, dengan cekatan santri atau siswa mengambil sampah yang terlihat oleh sorotan matanya.

Melaksanakan program kebersihan sebagai bagian dari iman, dimana bentuk kreativitas dalam penerapannya ada yang

Namanya Program “KETAWA (ketemu sampah langsung bawa)”.

Selanjutnya, siswa/ santri mencuci tangan dan lanjut berwudhu untuk melaksanakan rutinitas sholat duha.

Selesai sholat duha santri/ siswa melaksanakan program Tahfidz Qur’an yang dibimbing langsung oleh ustadz al-hafidz dan program ini diberinama QOMPAK (Komunitas Penghafal Al-Qur’an)

Pembelajaran akhlak selanjutnya yakni terkait

ketaatan beribadah diantaranya pelaksanaan ibadah Yaumiah; shalat dhuha, Qiyamullail, shalat witir, shalat pardu,

yang merupakan aflikasi dari ketaatan beribadah sebagai penghambaan diri yang terkonsep “Wama kholaqtul jinna

wal insa illa liya’budun” yang merupakan ayat ke-56 dari surat Az Zariyat.

Ayat ini memiliki arti “Tidaklah Aku

menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Dimana semua program-program pembiasaan

tersebut semuanya sudah tercatat didalam buku yang disebut dengan Buku “RAKAAT (Rapot Kegiatan anak-anak

Taqwa)”.

Buku RAKAAT ini menjunjung tinggi (1). Kejujuran, (2). Kedisiplinan, termasuk kedisiplinan dalam

ketaatan beribadah. (3). Dalam melaksanakan ketaatan penuh dengan keikhlasan. Adapun isi dari buku Rakaat; (1)

kegiatan Ibadah Shalat Yaumiah: Shalat Dhuha, Qiyamullail, shalat witir, shalat pardu. (2). kegiatan Tadarus AlQur’an, murojaah/Tahfidz juz 29, 30, dan syurah pilihan (Yaasin, Al-Mulk, Al-Wakiah, Al-Jumu’ah, al-Kahfi, ArRahman). (3). Tabarat (Tabungan akherat) sebagai penyeimbang supaya jangan hanya menabung untuk kepentingan

duniawi saja, akan tetapi akheratnya juga.

Adapun truble yang dihadapi sudah di antisipasi kepada para

guru/ustadz/ustadzah sebagai SDM di pondok pesantren Terpadu ini untuk jangan pernah bergeser dari aflikasi Buku

Rakaat. Simpel saja laksanakan rakat selesai outputnya. Untuk solusinya itu tinggal memaksimalkan isi/ kontennya.

Nah, program ketawa itu, Ketika covid-19 pesantren ini menjadi terbaik/ juara 1

pesantren mengalahkan 5000 pesantren yang ada di jawa sebagai pesantren terbersih, kenapa seperti itu, karena

pesantren ini sudah punya system tersusun terprogram melalui buku raakaat, dimana rakat itulah sebetulnya menjadi

raport utama dilembaga ini.

Jadi dengan adanya Buku Rakaat ini, anak-anak seolah-olah dihadapkan dengan malaikat Rokib dan Atid.

Setiap hari

harus berbuat baik karena dicatat oleh Malaikat, akan tetapi malaikat kan tidak terlihat, untuk itu malaikat itu melalui

tanganmu.

Jadi, dicatat setiap hari ini kamu sudah berbuat baik apa saja kepada orang tuamu, tetangga atau

lingkungan sekitarmu. Buku Rakaat ini, merupakan salahsatu program kreatifitas tanpa harus melibatkan ITE, tapi

mengedepankan alat pembelajaran.

Bahkan buku Rakaat ini sebetulnya, menjadi alat pembelajaran yang tidak usah

memakai kuota, praktis, dan terpakai Ketika musim covid. Adapun isi dari buku Rakaat:

1) Kegiatan Ibadah Shalat Yaumiah: Shalat Dhuha, Qiyamullail, shalat witir, shalat fardu.

Kebiasaan di

pesantren shalat-shalat sunah sudah seperti wajib, walaupun sebetulnya enggak wajib qiyamullail. Tahajud,

terus juga dibangunkan solat hajat, solat witir. Nah tahajud inilah menyambungkan kemistri antara anak

dengan orang tua.

“Kamu do’akan orang tua ya nak ya.” Setiap malam itu kita dido’akan Anak yang kalam Allah, do’a anak kepada orang tuanya itu dibukanya hijab, dibukanya pintu langit. Jadi yang punya anak

disini ya beruntunglah kan karena setiap malam itu di doakan.

2) Kegiatan Tadarus Al-Qur’an, murojaah/Tahfidz juz 29, 30, dan syurah-syurah pilihan (Yaasin, Al-Mulk, Al-Wakiah, Al-Jumu’ah, al-Kahfi, Ar-Rahman). tetapi hasilnya akan berbeda karena potensi anak tidak sama

tergantung bagaimana habbitnya dirumah.

Kalau orang tua habbitnya di rumah membaca Qur’an maka ke

anak akan terbiasa terbawa file nya juga akan segera terisi begitu, tapi kalau anaknya ingin hafidz Qur’an,

di rumah tidak baca Qur’an, orang tuanya juga bukan hafidz makanya sulit.

Jadi kalau pembelajaran murojaah

itu disamakan tapi hasilnya itu tidak disamakan. Kemudian untuk tadarus, hasil tadarus ini tergantung dari

keseriusan anak untuk membaca Al-Qur’an. Output-nya menghasilkan sebuah prestasi menjadi hafidz juz 29,

30, diwisuda dan mendapatkan sertifikat.

Untuk evaluasinya pembelajaran tahfidz ini sebulan sekali orang tua

punya hak untuk mengevaluasi perkembangan anak, jadi anaknya sudah hafal surat apa? Orang tua bisa

mengetest, kalaupun misalkan orangtua tidak punya kemampuan tersebut, bisa diwakilkan ke

ustadz/ustadzahnya untuk mengetest.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *